Kamis, 14 Maret 2013

Awal Terbentuknya Kehidupan di Bumi



Bombardir besar-besaran asteroid yang terjadi 4 milyar tahun lalu bisa jadi tidak memiliki kemampuan untuk menghancurkan kehidupan awal yang baru terbentuk di Bumi, melainkan justru mempercepat pertumbuhan kehidupan itu.

Tabrakan besar di Bumi milyaran tahun lalu. Kredit : NASA/JPL
Tabrakan besar di Bumi milyaran tahun lalu. Kredit : NASA/JPL
Bukti tabrakan yang berasal dari sampel bulan, meteorit, dan kawah–kawah di permukaan planet dalam memberikan gambaran lingkungan yang mengalami kekerasan selama masa Hadean Eon, periode geologi yang terjadi 4,5 – 3,8 milyar tahun lalu. Umumnya hal tersebut terjadi melalui perubahan besar-besaran yang terjadi dalam masa Late Heavy Bombardment sekitar 3,9 milyar tahun lalu. Walau banyak yang meyakini kalau bombardir besar-besaran tersebut mensterilkan Bumi, studi terbaru dari para peneliti University of Colorado at Boulder justru menunjukan kalau kejadian tersebut hanya melelehkan beberapa fraksi kerak Bumi dan mikroba yang ada justru selamat dari bencana global tersebut.
Hasil ini memberi nuansa baru dalam penelitian waktu terbentuknya kehidupan. Kalau selama ini diyakini kehidupan dimulai setelah masa tabrakan besar, studi yang baru justru membawa manusia pada pemikiran kalau kehidupan bisa jadi telah dimulai jauh sebelum masa kehancuran besar itu, atau sebelum periode 3,9 milyar tahun lalu. Disini muncul kemungkinan baru kalau kehidupan telah mulai muncul mungkin pada kisaran 4,4 milyar tahun lalu saat lautan pertama terbentuk.
Sayangnya, bukti yang ada di Bumi saat masa awal kehancuran telah terhapus jejaknya oleh cuaca dan plat tektonik yang berubah dari masa ke masa. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data dari batuan bulan yang dibawa Apollo, catatan tabrakan dari Bulan, Mars dan Merkurius serta studi teoritis yang sudah ada sebelumnya dan digunakan untuk membangun model komputasi 3 dimensi untuk membuat replika masa penghancuran tersebut.
Dalam model tersebut Abramov dan Mojzsis memasukan benda berukuran asteroid, dengan distribusi dan frekuensi yang diperhitungkan dapat menghancurkan Bumi sesuai dengan data kerusakan di Bumi sepanjang Late Heavy Bombardment yang terjadi selama 20 juta- 200 juta tahun. Model 3-D tersebut memonitor temperatur dibawah masing-masing kawah untuk memperkirakan pemanasan dan pendinginan kerak akibat tabrakan besar. Tujuannya untuk mengevaluasi kemungkinan kehidupa disana. Hasilnya, kurang dari 25% kerak Bumi akan mengalami peleleja akibat tabrakan tersebut.
Tak hanya itu, peneliti CU-Boulders juga menaikkan intensitas tembakan asteroid dalam simulasi tersebut sampai 10 fold, yang mampu meguapkan lautan di Bumi. Hasilnya? bahkan dalam kondisi paling ekstrim sekalipun, Bumi tidak sepenuhnya disterilkan oleh tabrakan besar itu.
Yang terjadi justru, lubang hidrotermal memberikan perlindungan bagi mikroba yang ekstim dan menyukai kondisi panas seperti bakteri hipertermophilic. Bahkan seandainya memang kehidupan tidak dimulai 3,9 milyar tahun lalu, kondisi tersebut masih tetap memberi tempat bagi awal mula munculnya kehidupan di Bumi.
Para peneliti menyimpulkan mikroba subterranian yang hidup pada rentang temperatur 175 – 230 derajat Fahrenheit akan berkembang sepanjang masa tabrakan besar terjadi. Hasil pemodelan menunjukan indikasi habitat bawah tanah untuk mikroba tersebut yang justu meningkat dakam hal volum dan durasi sebagai akibat dari tabrakan masif itu. Bahkan sebagian mikroba ekstrim yang ada di Bumi saat ini seperti “unboilable bugs” (serangga yang tidak dapat mendidih) justru ditemukan pada lubang hidrotermal di Yellowstone National Park – tumuh subur pada suhu 250F.
Bukti geologi menyatakan kehidupan di Bumi sudah ada sejak 3,83 milyar tahun lalu. Karena itu menurut Mojzsis sangat tidak beralasan mengajukan kemungkinan kalau kehidupan di Bumi sudah ada sejak 3,9 milyar tahun lalu. Bahkan telah diketahui juga dari catatan geokimia kalau Bumi sudah merupakan area habitasi (bisa ada kehidupan) pada saat itu. Studi yang baru justru memberi warna baru yang bisa menyelesaikan masalah besar pada asal mula kehidupan dengan meniadakan kondisi asal mula yang beragam dari kehidupan di Bumi.
Para peneliti keplanetan meyakini ada benda sebesar planet Mars menghantam Bumi dengan hebat 4,5 milyar tahun lalu. Tabrakan tersebut diyakini menguapkan si benda sebesar Mars itu dan sebagian Bumi. Tabrakan yang terjadi diyakini membentuk awan uap air besar dimana moonlet dan kemudian Bulan mengalami koalisi (penggabungan). Kejadian yang diyakini mengawali tabrakan besar selama 500 juta tahun dan membuat Bumi mengaktifkan tombol pengulangannya.
Hasil studi yang baru justru menunjukan tidak ada kejadian sejak pembentukan Bulan yang mampu menghancurkan kerak Bumi dan menyapu bersih biosfer yang sudah ada. Tabrakan besar tersebut menurut Mojzsis bukannya memotong pohon kehidupan namun hanya memangkasnya saja. Selain itu hasil penelitian ini juga mendukung potensi kehidupan mikroba di planet lain seperti Mars dan planet batuan, ataupun planet serupa Bumi yang ada di sistem keplanetan lain yang mengalami perbaruan permukaan akibat tabrakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

diperbolehkan komentar asalkan kata-katanya sopan
Bila ada pertanyaan harap Tulis langsung