Apa faktor-faktor yang menjadi penyebab Kemunduran Pendidikan Islam?
Ada perbedaan pendapat tentang sejak
kapan pendidikan Islam mulai mengalami kemunduran dari masa
keemasannya. Sebagian sarjana berpendapat, kemunduran dan kemandekan
keilmuan Islam dimulai dari abad ke-11 masehi dan seterusnya.
Sebagian yang lain mengatakan ia bermula dari abad ke-12 sampai abad ke-20. Ada yang mengatakan kemunduran Islam terjadi dari abad ke-15 atau 16 masehi mengingat masih banyaknya karya dan penemuan sarjana muslim di bidang sains dan teknologi dalam kurun waktu sebelum abad ke-16. Yang benar dari ketiga pendapat di atas tentu tergantung dari sisi mana kita memahami makna dari kemunduran itu sendiri. Namun yang jelas, semua sarjana sepakat terjadinya kemunduran pendidikan Islam terjadi sejak abad ke-16 sampai sekarang.
Sebagian yang lain mengatakan ia bermula dari abad ke-12 sampai abad ke-20. Ada yang mengatakan kemunduran Islam terjadi dari abad ke-15 atau 16 masehi mengingat masih banyaknya karya dan penemuan sarjana muslim di bidang sains dan teknologi dalam kurun waktu sebelum abad ke-16. Yang benar dari ketiga pendapat di atas tentu tergantung dari sisi mana kita memahami makna dari kemunduran itu sendiri. Namun yang jelas, semua sarjana sepakat terjadinya kemunduran pendidikan Islam terjadi sejak abad ke-16 sampai sekarang.
Pertanyaan yang tak kalah penting
adalah apa faktor utama penyebab kemunduran pendidikan dan keilmuan
Islam? Berbagai pandangan muncul antara lain (a) perubahan teologi dari
Mu’tazilah ke Asy’ariyah yang cenderung fatalistik; (b) pengaruh Imam
Ghazali dengan pendekatan sufistiknya dan penentangannya yang keras pada
filsafat; (c) serangan atau invasi musuh dari luar yang datang silih
berganti menghabiskan sumber daya; (d) perdebatan intelektual yang
kurang ditolerir dan (e) kebebasan berpendapat yang dibatasi.
Kemiskinan Penyebab Mundurnya Pendidikan
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) dalam Al Muqaddimah membahas
sejumlah faktor yang sangat penting untuk tercipta tumbuh-kembangnya
sains dan ilmu pengetahuan lain serta hal-hal yang akan berakibat pada
kemundurannya.
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa
apabila suatu profesi atau keahlian tertentu sangat dibutuhkan, maka
banyak orang akan mencoba untuk mempelajarinya, begitu juga apabila
tidak ada permintaan maka keahlian tersebut akan diabaikan dan hilang.
Apalagi, kalau kebutuhan itu datangnya dari negara, karena negara
merupakan pasar terbesar yang dapat menampung sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu, kemunduran atau kemiskinan suatu negara akan berdampak
pada mundurnya keahlian.
Dalam bab lain di kitab yang sama
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa negara yang hampir bangkrut akan
kekurangan tenaga ahli. Ketika sebuah negara menjadi lemah dan miskin,
penduduknya berkurang, maka SDM pun hilang. Karena itu pula,
tumbuh-suburnya sains berbanding lurus dengan meningkatnya kemakmuran
dan besarnya peradaban suatu negara.
Ide Ibnu Khaldun itu disepakati oleh
sarjana modern seperti J. Bernal. Bernal mengatakan bahwa lajunya
pertumbuhan sains berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan
kemajuan teknologi. Begitu juga sebaliknya, masyarakat yang stagnan dan
dekaden selalu bersamaan dengan periode kemerosotan aktivitas ekonomi
suatu negara.
Mengapa Negara Islam Miskin?
Apabila kemiskinan menjadi penyebab
utama dari kemunduran pendidikan di negara-negara Islam sejak abad ke-16
sampai sekarang, maka pertanyaan berikutnya adalah apa penyebab
kemiskinan negara-negara Islam yang asalnya makmur itu?
Pandangan umum dari soal ini sangat
beragam antara lain adalah terjadinya mismanajemen politik pasca era
khilafah awal (abad ke-10 dan seterusnya), keterlibatan asing dengan
pasung invasi dan kekuatan kolonialisme yakni Perang Salib pada abad
ke-11, Empirium Mongol pada abad ke-13, Perang Salib II abad ke-15 dan
empirium penjajah Eropa pada abad ke-19 dan 20.
Ahmad Y Hassan, Professor Emeritus
di Institute for the History of Arabic Science (IHAS), University of
Aleppo, Kanada, membagi penyebab kemunduran negara Islam dalam beberapa
faktor. Yang utama adalah invasi kekuatan asing, bencana alam dan
epidemik, hilangnya Perdagangan Internasional.
Invasi Asing
Sebagaimana disinggung di muka,
negara-negara Islam diserang dari Timur oleh Pasukan Mongol dan Barat
oleh pasukan Salib. Antara tahun 1096 sampai 1291 tidak kurang dari
tujuh kali invasi Eropa dengan nama Perang Salib dilakukan terhadap
kawasan Arab; dan satu Perang Salib atas Konstantinopel (sekarang
Turki). Tiga yang pertama yaitu pada tahun 1096, 1147, 1189 difokuskan
pada Suriah, termasuk Palestina. Perang Salib keempat (1204) menyerang
Konstantinopel, sedang Perang Salib yang kelima, keenam dan ketujuh
diarahkan ke Tunisia.
Usaha perlawanan untuk mengusir
invasi Pasukan Salib selama dua abad telah menguras perekonomian dan
memperlemah pusat-pusat perkotaan Arab. Tugas besar itu baru selesai
setelah Suriah dan Mesir bersatu di bawah Al Ayyubi dan dinasti Mamluks
pasukan Salib dapat ditaklukkan dan diusir.
Pada pertengahan abad ke-13 masehi,
saat pasukan Islam sedang sibuk mempertahankan diri mengusir Pasukan
Salib, invasi lain datang dari Timur. Jengis Khan dari Mongolia
melancarkan serangan mematikan. Kawasan Islam bagian Timur seperti
Samarkand, Bukhara dan Khowarizmi jatuh ke tangan mereka. Setelah Jengis
Khan meninggal pada 1227, invasi diteruskan oleh Hulagu dengan pasukan
sebanyak 200.000. Pada Februari 1258 Baghdad jatuh ke tangan mereka.
Khalifah Abbasiyah Al Musta’sim terbunuh dan sistem khilafah dihapus.
Peristiwa ini menandai akhir dari era keemasan peradaban Islam.
Bencana Alam dan Epidemik
Bencana alam menjadi fenomena Abad
Pertengahan yang juga sangat mempengarahi aspek sosial dan ekonomi. Pada
968M, kekeringan pada sungai Nil di Mesir telah menyebabkan kelaparan
dan kematian sebanyak 600.000 orang. Kelaparan dengan sebab keringnya
sungai Nil juga terjadi selama tujuh tahun antara 1066 sampai 1072.
Kelaparan ini menjadi permulaan dari sejumlah bencana alama yang
berdampak pada dispopulasi Mesir. Pada 1201 dan 1202 kelaparan besar
yang diikuti dengan epidemik dan memakan korban banyak yang meninggal
kembali terjadi di Kairo.
Namun, bencana terbesar yang terjadi
pada Abad Pertengahan adalah epidemik yang terjadi selama tiga tahun
berturut-turut yaitu pada 1347, 1348 dan 1349 yang di Eropa dikenal
dengan Black Death (Kematian
Hitam) yang mengancam tidak hanya dunia Islam tapi juga Eropa. Ribuan
meninggal setiap hari. Penduduk Mesir, Syria dan Irak berkurang
sepertiga. Black Death disusul dengan sejumlah epidemik sampai abad
ke-19.
Hilangnya Kontrol Perdagangan Dunia
Negara Islam pada abad pertengahan
menguasai rute perdagangan dunia. Timur Tengah menjadi pusat perputaran
ekonomi internasional. Dan itu antara lain sebabnya mereka memiliki
sumber daya ekonomi yang besar.. Akan tetapi, penemuan Dunia Baru dan
rute baru ke Timur telah membawa keuntungan ekonomi luar biasa bagi
Eropa yang makmur dengan emas, perak, rempah-rempah dan produk lain
hasil rampasan. Distribusi kekayaan antara Eropa dan kawasan Islam
berubah secara drastis. Pusat perdagangan dunia pun telah berubah dari
laut Mediterania dan Samudera Hindia ke laut Baltik dan Samudera
Atlantik.
Bangkitnya empirium perdagangan
menciptakan sebuah sistem eksploitasi di mana Eropa menjadi penyuplai
produk manufaktur bernilai tinggi sementara negara-negara jajahan,
termasuk negara-negara muslim, menyuplai bahan mentahnya.
Kesimpulan
Ketertinggalan dan kemerosotan
pendidikan umat Islam dari era keemasan Islam pada Abad Pertengahan
sampai sekarang tidak ada hubungannya dengan mazhab teologi Asy’ariah
yang cenderung fatalistik; atau pengaruh Ihya Ulumuddin-nya Al Ghazali yang menyerukan umat lari ke tasawwuf. Tidak pula dari pengaruh Al Ghazali yang antipati terhadap filsafat.
Penyebab utama ketertinggalan suatu
negara dalam pendidikan adalah faktor kemiskinan atau keterbelakangan
ekonomi. Fakta bahwa negara-negara Islam masuk kategori negara
berkembang (developing countries)dan
baru menikmati kemerdekaan sekitar enam atau tujuh dekade lalu
menunjukkan bahwa tidak ada satupun negara Islam yang termasuk negara
maju (developed countries) yang kaya dan maju secara teknologi dan sains .
Namun demikian, pintu kemajuan masih
akan selalu terbuka bagi siapa saja yang memiliki determinasi untuk
belajar dari sejarah masa lalu yang akan membantu kita melihat ke masa
depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
diperbolehkan komentar asalkan kata-katanya sopan
Bila ada pertanyaan harap Tulis langsung